Selasa, 20 April 2010

RAILFANS!

RAILFANS, begitulah kami menyebut sebagai seseorang yang menyukai kereta api. Sesungguhnya masih ada sebutan lain seperti “train lover”, “edan spoor” dan masih banyak yang lain. Biasanya RAILFANS sering ditemui di stasiun-stasiun pada jam sibuk kereta lewat, terkadang juga bisa ditemui di PJL atau bahkan di spot/tempat unik yang dilalui oleh kereta api (jembatan, terowongan, dipo, warung di tepi rel, dsb). Terkadang, seorang RAILFANS hanya sekedar duduk-duduk saja seharian nongkrong di stasiun atau tempat-tempat tadi melihat si “ular besi” lalu lalang mengantar-angkut penumpang sambil mengabadikannya (bagi yang memiliki kamera). TIDAK AKAN PERNAH BOSAN, tanpa alasan yang jelas RAILFANS menjawab saat ditanya apa yang telah dilakukan sambil nongkrong, padahal petugas PJL pun yang setiap harinya dan setiap jamnya bertemu dengan kereta api belum tentu seperti para RAILFANS ini (mungkin karena tuntutan pekerjaan yang memiliki resiko tinggi).

Sedikit menguntungkan apabila memiliki kamera, beberapa railfans sengaja hanya memotret bagian lokomotif saja yang memiliki nomor seri berbeda-beda atau memotret lokomotif2 lama yang di beberapa tempat masih dioperasikan untuk disimpan sebagai koleksi (untuk kereta atau lokomotif yang sudah dihapus/rusak bisa menjadi koleksi yang langka). Terkadang, RAILFANS rela menyusuri sepanjang rel (istilah RAILFANSnya “mblusukan”) mencari spot/tempat terpencil dimana terdapat pemandangan yang sangat bagus saat dilewati kereta api, dan pada kenyataanya daerah seperti itu memang ada mengingat jalur kereta api yang terkadang memecah hutan, tepi sungai, melewati jembatan yang sangat panjang atau menembus gunung melewati terowongan, ibaratnya seperti menemukan kepuasan yang tiada artinya bagi seorang RAILFANS yang juga memiliki hobi fotografi. Memotret kereta api tidaklah mudah, apalagi saat berjalan dan diluar stasiun, selain dituntut untuk memperkirakan pukul berapa kereta akan lewat, sang fotografer juga tidak jarang berjalan berpuluhan kilometer mencari tempat yang tepat untuk mendapatkan gambar sempurna dari hasil jepretannya, kadang seorang RAILFANS juga harus menunggu berjam-jam demi mendapatkan gambar terbaik, tak jarang beberapa RAILFANS ketinggalan moment yang menurut mereka sangat berharga dikarenakan terlambat saat akan mengabadikannya.

Banyak pertanyaan yang terlontar kepada para RAILFANS ini, mengapa menyukai kereta api? Ada yang menjawab karena sudah suka sejak kecil, karena keunikannya, karena mengalami perjalanan sejarah yang panjang, ada juga yang tidak menjawab. Saya sendiri apabila ditanya juga tidak tahu apa yang akan saya jawab, yang jelas saya sangat suka kereta api, apalagi saat semboyan 35 (bel) dibunyikan. Orang lain yang bukan RAILFANS mungkin menganggap itu hal yang sangat biasa, tapi mungkin sangat berarti buat saya dan RAILFANS lainnya, terkadang RAILFANS menjadi sangat emosional mendengar atau melihat sesuatu hal mengenai kereta atau lokomotif kesayangan, salah satu contohnya adalah kekecewaan beberapa RAILFANS saat kereta api kesayangan akan dihapus (Malang Ekspress, Cantik Ekspress, Kamandanu, Priangan Ekspress, dll) Ibaratnya seperti kehilangan seorang yang disayangi, padahal kereta api di Indonesia memiliki corak, bentuk, tipe dan warna yang sama, hanya saja namanya berbeda-beda, tapi bagi seorang RAILFANS ada sesuatu yang lain yang dirasakan di hati masing-masing RAILFANS, sayapun benar-benar merasakan emosi tersebut saat menaiki Malang Ekspress terakhir dari Surabaya Gubeng tanggal 30 November 2009 yang menjadi kereta api kesayangan saya selama ini (alasannya karena membawa nama Kota Malang).

Beberapa tahun belakangan ini, muncul komunitas-komunitas RAILFANS dari yang kelompok kecil di daerah-daerah hingga yang menasional. Sebut saja GM MARKA (Gerakan Muda Penggemar Kereta Api) dan Semboyan 35 yang komunikasinya dihubungkan melalui dunia maya, walaupun hanya sebuah forum dan bertukar berbagai macam informasi mengenai kereta api, beragam informasi baik di daerah maupun nasional, kejadian sekecil apapun atau peristiwa luar biasa hebat, cerita mengenai stasiun dan kereta atau lokomotif favorit, pengalaman perjalanan (istilah RAILFANS “joyride) dan bahkan permainan yang berhubungan dengan kereta api sering menjadi bahan diskusi di komunitas-komunitas ini. Tetapi manfaat yang paling penting adalah agar para RAILFANS dari seluruh daerah di Indonesia (bahkan di luar negeri) dapat saling berkomunikasi dan memperkenalkan diri guna bersama-sama ikut berpartisipasi dalam mengembangkan perkereta apian di Indonesia, seperti memberikan saran-saran kepada pihak yang berkepentingan, poling trayek baru, penghidupan jalur yang telah mati dan pengembangan sarana dan prasarana perkereta apian) Bagi RAILFANS komunitas-komunitas seperti inilah yang sangat diperlukan dalam tukar menukar informasi dan pendapat mengenai kereta api terutama di Indonesia atau bahkan di Luar negeri.

Menanggapi munculnya komunitas-komunitas tersebut, PT KAI selaku pihak yang berkepentingan dalam penyediaan sarana dan prasarana kereta api tidak tinggal diam begitu saja. Manajemen PT KAI sangat menyambut baik adanya komunitas-komunitas tersebut, komunitas-komunitas tersebut sangat memberikan kemudahan bagi PT KAI dalam melakukan sosialisasi dan pengembangan baru mengenai kereta api, terkadang RAILFANS dilibatkan secara langsung membantu menyampaikan sosialisasi tersebut kepada masyarakat luas secara langsung, di sini RAILFANS berada di tengah-tengah antara masyarakat luas sebagai pengguna kereta api dengan PT KAI sebagai pihak yang berkepentingan dalam menyediakan sarana dan prasarana perkereta apian.

Komunitas lain yang lebih nasional adalah IRPS (Indonesian Railways Preservation Society), komunitas ini merupakan yang terbesar di Indonesia, selain bekerja sama dengan PT KAI, komunitas ini memiliki pengurus, anggota tetap dan perwakilan di beberapa kota di Pulau Jawa. Di sini RAILFANS dapat turut serta secara langsung mengapresiasikan kecintannya pada kereta api. Beberapa tahun terakhir IRPS mengajukan diri untuk memperbaiki kereta api peninggalan Belanda “bon-bon” untuk dihidupkan kembali. Para anggota IRPS (terutama yang berdomisili sekitar JABOTABEK) setiap akhir minggu bekerja besama-sama sedikit demi sedikit memperbaiki kembali kereta yang sudah tua ini. Dari awal yang kondisinya teronggok begitu saja di balai yasa, sekarang sudah sedikit bersih dan cemerlang karena tangan-tangan emas RAILFANS IRPS. Masih banyak sebenarnya kereta tua yang sudah tidak terawat lagi di Indonesia, tetapi karena keterbatasan anggaran dan alasan lainnya kereta-kereta tersebut dibiarkan begitu saja tidak terawat hingga rusak tak berwujud kereta atau beralih fungsi. IRPS ini didirikan selain bertujuan menyatukan seluruh RAILFANS di Indonesia, tujuan lainnya adalah melestarikan kereta-kereta api yang ada di Indonesia, terutama yang sudah rusak dan memiliki nilai sejarah Bangsa Indonesia. Hal-hal seperti itulah yang seharusnya perlu untuk dilakukan, selain mengembangkan sarana dan prasarana dan peningkatan kualitas layanan, pemeliharaan terhadap aset bangsa yang berharga juga perlu diprioritaskan, tetapi kita tidak bisa seenaknya saja menyerahkan hal-hal seperti itu kepada pihak-pihak yang berkepentingan (dalam hal ini PT KAI) tetapi kita para RAILFANS yang mungkin bisa menggantikan tanggung jawab itu. Saya yakin apabila RAILFANS seluruh Indonesia dapat berpartisipasi secara aktif, banyak peninggalan-peninggalan sejarah kereta api yang terhidupkan kembali dan menjadi cindera mata yang sangat berharga bagi anak cucu kita di masa depan.

Mari kita bersama-sama menjaga, melestarikan dan mengembangkan sarana dan prasarana perkereta apian agar benar2 menjadi moda transportasi yang mudah, murah, aman dan menguntungkan bagi kita semua.

Terima Kasih atas kepercayaan anda menggunakan jasa layanan kereta api.
SALAM KA

0 komentar:

Posting Komentar